Denesik, Jakarta Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) memandang Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penangkapan dan Penyimpanan Karbon sebagai langkah investasi strategis di sektor energi bersih Indonesia. “Masyarakat juga dapat memahami pentingnya penerapan Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penangkapan dan Penyimpanan Karbon,” kata Presiden ICAEW Indonesia Conny Siahaan, Kamis (14/03/2024), mengutip Antara.
Menurut Conny, seiring meningkatnya permintaan global terhadap energi terbarukan, negara-negara yang menjadi pionir dalam pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon akan memperoleh keunggulan kompetitif yang signifikan.
Ia mengatakan, Indonesia dengan sumber daya alamnya yang melimpah memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam inovasi ini, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Tidak hanya itu, pembangunan infrastruktur penangkapan dan penyimpanan karbon akan membuka peluang investasi yang luas baik dari pihak swasta maupun lembaga keuangan internasional,” ujarnya.
Ia mengatakan melalui kemitraan yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia dapat mempercepat adopsi teknologi tersebut dan menciptakan ekosistem bisnis yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. bingkai
Namun agar hal ini bisa terwujud, lanjut Conny, harus ada kerangka kerja yang kuat untuk mengelola risiko dan memastikan bahwa manfaat ekonomi dari penangkapan dan penyimpanan karbon didistribusikan secara adil ke seluruh masyarakat.
Ia yakin dengan partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal dan lembaga swadaya masyarakat, Indonesia dapat memastikan transisi menuju perekonomian berkelanjutan dapat berjalan efektif.
“ICAEW berkomitmen untuk terus mendukung Indonesia dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mempercepat transisi menuju perekonomian berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, Conny yakin melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mengatasi tantangan perubahan iklim melalui kepemimpinan dan inovasi yang berkelanjutan.
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM mengumumkan telah menemukan potensi penyimpanan CO2 di Pulau Jawa sebesar 1.225 gigaton.
Temuan ini merupakan hasil penyelidikan terhadap sumber penyimpanan CO2 yang mungkin dan belum dijelajahi di Pulau Jawa, yang diambil sampelnya kemudian.
“Jika melihat Pulau Jawa, khususnya di Jawa bagian selatan, banyak terdapat cekungan yang statusnya masih berupa cekungan tereksplorasi, terkira, atau belum tereksplorasi,” kata Kepala Pusat Survei Geologi Kementerian ESDM. Sumber Daya Mineral. Edy Slameto dalam jumpa pers yang dipublikasikan Jumat (1/3/2024).
Edy menjelaskan, Cekungan Jawa Timur memiliki kedalaman kurang lebih 5 kilometer, ketebalan reservoir 1,2 kilometer dan potensi penyimpanan CO2 (Prospective Saline Aquifer Storage Resources) sebesar 392 giga ton.
Saat itu, cekungan selatan Provinsi Jawa Tengah juga memiliki cekungan dengan kedalaman sekitar 5 kilometer, rata-rata kedalaman tampungan air asin 1 kilometer, dan potensi timbunan 69 giga ton. menjelaskan.
Edy mengatakan, “Selain itu, Cekungan Banyumas mempunyai ketebalan cekungan sedimen 6 kilometer, ketebalan akuifer garam 1,6 kilometer, dan potensi timbunan sebesar 209 giga ton.”
Sementara itu, ia mengatakan lapisan garam di selatan Provinsi Jawa Barat memiliki ketebalan 1 kilometer dan potensi timbunan sebesar 190 giga ton, “Terakhir, terdapat potensi timbunan hingga 365 giga ton di Cekungan Bogor.” menjelaskan. .
Harmonisasi hubungan antara manusia dan lingkungan untuk mencapai keberlanjutan merupakan salah satu fokus pembangunan seluruh negara di dunia saat ini, termasuk Indonesia. Semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, terus mengupayakan kolaborasi strategis dengan mitra nasional dan internasional untuk mencapai net zero emisi (NZE) pada tahun 2060.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan upaya mencapai kelestarian lingkungan melalui net-zero emisi juga harus selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Indonesia berkomitmen penuh untuk mencapai NZE 2060.
Hal tersebut diungkapkan Ma’ruf Amin pada Forum Tren Keberlanjutan Nusantara (NATURE Forum 2024).
“Melalui NATURE Forum 2024, saya berharap menjadi forum komprehensif dimana para pemangku kepentingan mendorong semua pihak untuk mencapai kebebasan karbon pada tahun 2060,” kata K.H Ma’ruf Amin dalam keterangannya, Jumat (3/1/2024). dikatakan.
Loto Srinaita Ginting, Menteri Keuangan dan Pengembangan UKM Kementerian BUMN yang hadir dalam acara ini menjelaskan, inisiatif Kementerian BUMN untuk mewujudkan dekarbonisasi atau NZE mencakup lima aspek utama. yaitu pengembangan energi terbarukan. Karakter hijau Indonesia, seperti mengurangi ketergantungan pada transaksi energi dan PLTU, menciptakan ekosistem kendaraan listrik, solusi berbasis alam, serta hidrogen hijau dan biru.
Untuk menjamin keharmonisan NZE dan lingkungan hidup, maka harus dilakukan pengelolaan alam yang baik dengan memperhatikan kombinasi 3P (Planet, People dan Profit). Dalam konteks ini, Indonesia melalui seluruh lini bisnis dan perusahaan akan memberikan kontribusi besar dalam mencapai net zero emisi pada tahun 2060 dengan mengedepankan kombinasi 3P.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika berkontribusi aktif dalam mendukung NZE melalui transformasi digital yang melibatkan mitra strategis nasional dan internasional.
“Digitalisasi dapat mengurangi emisi karbon dan menjamin kelestarian lingkungan melalui penggunaan teknologi kecerdasan buatan. Dampak positif digitalisasi terhadap kelestarian lingkungan meliputi dekarbonisasi aksi iklim, dematerialisasi untuk melindungi alam, dan detoksifikasi untuk mencegah polusi,” kata Nezar.